Profil Direktur
👤 Dedi Alamsyah Mannaroi: Antara Etika, Data, dan Kemenangan Politik
Di tengah hiruk-pikuk dunia politik Indonesia yang semakin kompetitif dan sarat kepentingan, nama Dedi Alamsyah Mannaroi mencuat sebagai sosok konsultan politik dan analis survei yang tidak hanya tajam dalam membaca peta kekuatan, tetapi juga teguh memegang etika dalam setiap langkah profesionalnya.
Kini menjabat sebagai CEO PT Duta Politika Indonesia (DPI), Dedi dikenal luas karena keakuratannya dalam memprediksi arah politik dan keberhasilannya dalam mendampingi banyak kandidat menuju kemenangan. Salah satu momen yang menegaskan reputasinya adalah ketika DPI secara presisi memproyeksikan kemenangan Naili Trisal – Akhmad Syarifuddin Daud pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Wali Kota Palopo 2025.
🛤️ Dari Jurnalis ke Konsultan Politik: Jejak yang Penuh Integritas
Karier Dedi dimulai bukan dari balik layar strategi politik, melainkan dari balik mikrofon newsroom Smart FM, radio berita terkemuka milik Kompas Gramedia. Dunia jurnalistik menempanya dalam keteguhan menjaga fakta dan integritas.
“Selama menjadi jurnalis, saya belajar satu hal penting—kode etik bukan hanya aturan, tapi harga diri. Survei pun begitu. Ia tidak boleh diperdagangkan. Tidak boleh dibocorkan ke pihak lawan,” tegas Dedi dalam satu wawancara di Gowa, 31 Mei 2025.
Etika inilah yang terus dibawanya dalam setiap perjalanan DPI. Di tengah menjamurnya lembaga survei dan konsultan politik yang sekadar menjual data demi kepentingan sesaat, Dedi berdiri di sisi sebaliknya: menjaga objektivitas dan menjunjung profesionalisme.
🗳️ Strategi, Ketajaman, dan Pembuktian Lapangan
Dedi memulai kiprah di dunia konsultan politik sejak Pemilu 2009. Ia mendampingi Adnan Purichta Ichsan, yang saat itu mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Sulsel dari Partai Demokrat. Perannya tidak hanya terbatas pada strategi pemenangan, tetapi juga pada pembangunan citra melalui media.
Perjalanan ini terus berlanjut hingga Dedi dipercaya sebagai juru bicara untuk berbagai pasangan calon dalam kontestasi besar seperti Pilwalkot Makassar 2013 dan Pilkada Gowa.
Di Pilkada Gowa, Dedi bahkan pernah mengeluarkan pernyataan berani:
“Jika pasangan Adnan-Kio kalah, saya akan bubarkan DPI.”
“Kredibilitas itu bukan hanya soal metode survei. Semua lembaga punya metode yang sama. Tapi yang membedakan adalah cara kerja di lapangan dan keberanian mengambil sikap,” ujarnya.
📊 DPI dan Ketepatan Survei Pilwalkot Palopo 2025
🧠 Pengamat Politik yang Tajam dan Kritis
Selain sebagai praktisi, Dedi juga dikenal sebagai pengamat politik dengan pandangan yang tajam dan kritis. Ia menyebut Pilkada 2024 sebagai salah satu yang paling “sentralistik dan aneh”, karena keputusan-keputusan strategis lebih banyak diputuskan di Jakarta ketimbang daerah.
“Ini membuat demokrasi kita kehilangan ruh lokalnya. Proses politik menjadi elitis dan menjauh dari rakyat,” kritiknya.
🏛️ Konsistensi, Etika, dan Reputasi: Pilar Kepemimpinan Dedi
Transformasi Dedi dari seorang jurnalis menjadi pemimpin lembaga survei nasional adalah bukti bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecakapan teknis, tetapi juga oleh komitmen terhadap prinsip dan kebenaran.
DPI berdiri bukan hanya sebagai lembaga riset, tapi sebagai benteng integritas di tengah arus pragmatisme politik. Dengan Dedi di pucuk pimpinan, DPI terus mengukuhkan diri sebagai mitra strategis terpercaya bagi mereka yang ingin menang secara terhormat dan berdasarkan realita, bukan manipulasi.
🔗 Ingin memastikan langkah politik Anda didasarkan pada data yang akurat dan strategi yang etis? DPI siap menjadi mitra Anda menuju kemenangan yang terukur, bermartabat, dan penuh integritas.